Contoh Puisi Cinta: Serayu Dalam Hatimu

Teman-Teman, ini yakni artikel ke 100 yang saya posting di blog ini. Dalam postingan ini saya tidak akan mengulas secara tehnis apapun wacana B. Inggris, namun saya spesialuntuk ingin meng-share puisi yang pernah saya tulis tahun 2015 lalu. Anggap saja ini perkenalan bahwa kedepannya saya juga akan mengulas jenis-jenis puisi dan theory terkait ilmu kesusastraan, menyerupai drama, prose dan novel.

Puisi ini saya buat terinspirasi dari sungai Serayu Banjarnegara, dimana ketika itu saya dan kawan-kawan saya rafting / arung teladas bersama. Banyak sekali kenangan saya dalam puisi ini, baik kenangan manis maupun pahit. Manis alasannya yakni ini yakni moment dimana kami tiruana jalan-jalan bersama untuk terakhir kalinya sebelum kami berpisah, pahit alasannya yakni seseorang yang saya puisi-kan sekarang sudah berdua; berdua tetapi bukan dengan aku.

Lihat juga:

Namun sebelumnya saya mohon maaf, alasannya yakni puisi ini berbahasa Indonesia, jadi mungkin agak sedikit melenceng dari topik blog ini... Dari pada banyak basa-basi, yuk eksklusif saja kita baca puisi-nya sambil membayangkan kita sedang rafting.

SERAYU DALAM HATIMU

Aku masih saja berpikir
Dan selalu saja berpikir
Kemana Perasaan ini mengalir
Akankah ku temui hilir

Takkan ku melawan arus
Kan ku biarkan hatiku lepas
Terhanyut dalam ajaran deras
Perasaan yang tak mungkin terbalas

Meskipun saya tahu
Aku kan terseret
Semakin kuat
Begitu kuat
Sekuat-kuat perasaanku
Kepadamu

Meskipun saya tahu
Aku kan tenggelam
Semakin dalam
Begitu dalam
Sedalam-dalam perasaanku
Kepadamu

Aku memang tak punya nama
Tak sepantasnya saya bicara
Namun izinkanlah ku berkata
Meski membisu tanpa suara
Sehingga kamu pun tahu
Betapa saya cinta dan rindu
Kepadamu

Aku memang bukan bung Hatta
Tapi ku minta bacalah dengan seksama
Tiap kali goresan pena ini berkata
Selayaknya pidato bung Karna
Sehingga tiruana pun tahu
Betapa saya cinta dan rindu
Kepadamu

Bukan maksud saya merayu
Hanya ingin kamu tahu
Siapa tahu kamu mau
Dan kita pun menyatu

Jangan engkau malu-malu
Jangan pula galau
Daripada membuang-membuang waktu
Yuk kita coba-coba dulu

Itulah puisi yang pernah saya buat. Theme dari puisi tersebut yaitu wacana seorang pria yang memendam perasaan kepada perempuan, namun beliau tak berani mengungkapkan secara eksklusif alasannya yakni beliau belum punya penghasilan dan merasa rendah diri dgn tiruana kelemahannya. Puisi ini sedikit mengalami pengeditan sejak saya tulis pertama kali, tetapi nggak jauh beda. Semoga ini menjadi ide bagi kawan-kawan untuk juga membuat puisi. Yang belum pernah rafting, silahkan dicoba, semoga mencicipi juga, itu sangat senang dan berdasarkan saya biayanya nggak begitu mahal apalagi kalo ditanggung bareng-bareng kawan.
LihatTutupKomentar