17 Pola Recount Text Dan Artinya Perihal Pengalaman Eksklusif Liburan Dan Biography

17 misal Recount Text dan Artinya Tentang Pengalaman Pribadi Liburan dan Biography – Sobat englishiana.com yang penuh semangat, menyambung bahan pembelajaran bahasa Inggris kita ihwal recount teks pada artikel-artikel sebelumnya yang kebanyakan didominasi oleh pola recount text singkat, pada post kali ini saya juga ingin mempersembahkan beberapa pola text recount ihwal pengalaman eksklusif liburan ke pantai dan liburan ke luar negeri yang disajikan dalam teks yang lebh panjang. Berikut pola lengkapnya.

 misal Recount Text dan Artinya Tentang Pengalaman Pribadi Liburan dan Biography 17 misal Recount Text dan Artinya Tentang Pengalaman Pribadi Liburan dan Biography
17 misal Recount Text dan Artinya 

misal Recount Teks Tentang Pengalaman Pribadi Liburan dan Artinya

An emotional trip to my kesukaane family holiday destination
Krui is a small town on the coast of the Indian Ocean. It's the capital city of Pesisir Barat District of Lampung Province, Indonesia. It's difficult to put into words what Krui means to me. I used to go to Krui every year as a child with my family. As kids, my brother and I loved the journey, it was such an exciting adventure for us. Most of our happiest family memories are hidden in this place. After nearly ten years since our last family holiday, we decided to head back to the place last month.
The first thing we did after arriving there was checking in the cottages we are used to staying every time we visit there. Of all the cottages in which we have stayed, I don't think I have found such a stunning and peaceful view as these cottages have. The cottages offer a breathtaking view of the whole of Krui, including the long coastline and the vast ocean. The view we have seen from the cottage really summed up the beauty of this charming town.
In the evening, we went into our kesukaane cafes and restaurants. As we have been to Krui so many times, we know the locals pretty well and they also recognized us very well. It was pretty emotional to meet our local friends after quite long time we haven’t met each other. That night, we ended up sitting out at the beach kafe reminiscing about old times and sharing stories about our past experiences, which was lovely.
As we went towards the end of September this year, the weather was a bit unpredictable. The seas were a little rough on some days, which was actually a bonus. My brother and I are both strong swimmers and always loved to play in the waves there when we were younger. We repeated the history this year and tackled the huge waves together, it was great fun. On a few cloudy mornings, we went for a run barefoot along the soft, sandy shoreline. It was so refreshing and relaxing running alongside the clear blue waters.
Overall, it was a wonderful trip. I knew returning to Krui wasn't going to be easy, but it was something we needed to do as an annual family holiday. I may love travelling all around the world to some truly spectacular places, but Krui will forever hold a place in my heart.
Perjalanan Emosional ke Destinasi Liburan Favorit Keluarga Saya
Krui yakni sebuah kota kecil di pesisir Samudra Hindia. Ini yakni ibu kota Kabupaten Pesisir Barat Propinsi Lampung, Indonesia. Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata tentag betapa berartinya Krui bagiku. Dulu saya pergi ke Krui setiap tahun dikala masih kecil bersama keluarga aku. Sebagai anak-anak, saudara pria saya dan saya menyukai perjalanan itu, perjalanan itu yakni petualangan yang mengasyikkan bagi kami. Sebagian besar kenangan terindah keluarga kami disembunyikan di tempat ini. Sesudah hampir sepuluh tahun semenjak liburan keluarga terakhir kami, kami memutuskan untuk kembali ke tempat itu bulan lalu.
Hal pertama yang kami lakukan setelah datang di sana yakni masuk cottage, tempat biasa kami menginap setiap kali kami berkunjung kesana. Dari tiruana cottage tempat kami menginap, saya rasa saya tidak menemukan pemandangan yang menakjubkan dan hening ibarat yang dimiliki cottage ini. Cottage ini memperlihatkan pemandangan menakjubkan dari seluruh Krui, termasuk garis pantai yang panjang dan samudera luas. Pemandangan yang kita lihat dari pondok benar-benar menyimpulkan keindahan kota yang menawan ini.
Di malam hari, kami pergi ke kafe dan restoran kesukaan kami. Karena kita sudah ke berkali-kali berkunjung ke Krui, kita mengenal penduduk setempat dengan cukup baik dan mereka juga mengenali kami dengan baik. Rasanya cukup emosional untuk bertemu kawan-kawan lokal kita setelah cukup usang kita belum bertemu satu sama lain. Malam itu, kami risikonya duduk di kafe pantai yang mengenang masa kemudian dan membuatkan dongeng ihwal pengalaman masa kemudian kami, yang indah sekali.
Saat kami menjelang tamat September tahun ini, cuacanya agak tidak sanggup diprediksi. Lautan agak besar ombaknya pada beberapa hari, yang bergotong-royong yakni bonus. Adikku dan saya sama-sama pecinta renang dan selalu suka bermain di ombak disana dikala kami kecil. Kami mengulangi sejarah itu tahun ini dan mengatasi gelombang besar bersama-sama, sangat sangat bahagia. Pada pagi hari yang berawan, kami berjalan-jalan tanpa bantalan kaki di sepanjang garis pantai yang lembut dan berpasir. Rasanya sangat menyegarkan dan santai berjalan di samping perairan yang biru dan jernih.
Secara keseluruhan, ini yakni perjalanan yang indah. Aku tahu kembali ke Krui tidak akan gampang, tapi ini yakni sesuatu yang perlu kita lakukan sebagai momen liburan keluarga tahunan. Saya mungkin suka berkeliling dunia ke tempat yang benar-benar spektakuler, tapi Krui selamanya akan memegang tempat di hati aku.

Things That Struck Me When I Was Visiting India
Last April, I was lucky enough to be included in a fam trip to India. There were five of us going in total and most of us had never been there before. It was one of my unforgettable experiences in my life. 
The first few glimpses I got of Delhi as we drove out of the airport and into the city’s bustling heart gave me the impression of a leafy, busy, somewhat dusty city with stark contrasts here and there. One of the things that surprised me the most was when I saw all the big signs in advertisements, billboards or buildings written in English, all in large bold letters that sometimes accompanied smaller writing in Hindi. Seeing this fact, I thought that maybe the companies advertising in English do so because it makes them sound more international and reputable. But, whatever the reason was, it detracted a bit from the authenticity of getting a true Indian flavor. Of course the setting made you realize where you were, but still you don’t expect to see it all being written in English. At least I didn’t.
Whilst I didn’t see any on the streets of Delhi I did see quite a few cows in urban areas of Agra and Jaipur. They crossed the traffic-laden street and generally looked at peace in such an unlikely, chaotic environment. They didn’t seem to be put off in the very least by the continuous honking sounds or the smoke. They were the perfect image of carefree freedom and extreme adaptation in a rather unnatural setting. Some of them even seemed to be so friendly they approached our bus and if hadn’t it been for the fixed glass windows I’m sure I could have petted one. It truly was an amusing sight I’ll forever relish!
The next day we visited Taj Mahal. This was one attraction in India I feared would be less than what I imagined it to be. Not the case with the Taj Mahal. This building is really nice. At the beginning I saw it in the distance and it looked improbable, almost blurry as a dreamlike apparition that could vanish in an instant. Before getting closer to it, we stopped for a moment to appreciate it from a distance and let one of the local “official photographers” take individual and group photos of us which he then charged us at the equivalent of £1 per photograph.
Some of the photographs we took in that occasion were really stunning souvenirs and it was worth for every penny. According to me, it was a truly amazing and eye-opening experience I have ever had in my life.
Hal-Hal yang Mengejutkan Ketika Saya Berkunjung Ke India
Bulan April yang lalu, saya cukup beruntung terlibat dalam sebuah perjalanan keluarga ke India. Ada total lima orang dari kami dan kebanyakan dari kami belum pernah ke sana sebelumnya. Ini yakni salah satu pengalaman tak terlupakan dalam hidup aku.
Beberapa pandangan pertama yang saya dapatkan dari Delhi dikala kami berkendara keluar dari bandara menuju ke jantung kota yang ramai memdiberi kesan kota yang rindang, sibuk, agak berdebu dengan kontras mencolok di sana-sini. Salah satu hal yang paling mengejutkan saya yakni ketika melihat tiruana tanda besar dalam iklan, papan reklame atau bangunan yang ditulis dalam bahasa Inggris, tiruananya dengan abjad capital yang tebal yang kadang kala disertai goresan pena yang lebih kecil dalam bahasa Hindi. Melihat fakta ini, saya pikir mungkin perusahaan yang diberiklan dalam bahasa Inggris melakukannya alasannya yakni ingin membuat mereka terdengar lebih internasional dan mempunyai reputasi baik. Tapi, apa pun alasannya, ini sedikit membingungkan keaslian rasa India sejati. Tentu saja setting membuat Anda menyadari di mana Anda berada, tapi tetap saja Anda tidak berharap untuk melihat tiruananya ditulis dalam bahasa Inggris. Setidaknya saya tidak.
Sementara saya tidak melihat apapun di jalan-jalan di Delhi, saya melihat beberapa ujung sapi di tempat perkotaan Agra dan Jaipur. Mereka melintasi jalan yang sarat dengan kemudian lintas dan pada umumnya terlihat santai di lingkungan yang tidak biasa dan kacau itu. Mereka sepertinya tidak terganggu setidaknya oleh bunyi klakson terus menerus atau asap. Mereka yakni gambaran tepat dari kebebasan ketidak pedulian dan pembiasaan ekstrim dalam suasana yang agak tidak alami. Beberapa dari mereka bahkan tampak sangat ramah sehingga mereka mendekati bus kami dan bila bukan alasannya yakni jendela beling tebal ini, saya yakin saya sanggup mengelus-elusnya. Ini benar-benar pemandangan lucu yang akan selalu saya nikmati!
Keesokan harinya kami mengunjungi Taj Mahal. Ini yakni salah satu daya tarik di India yang saya takutkan akan lebih jelek dari apa yang saya bayangkan. Tidak demikian halnya dengan Taj Mahal. Bangunan ini sangat bagus. Pada awalnya saya melihatnya dari kejauhan dan kelihatannya tidak mungkin, hampir kabur ibarat penampakan mimpi yang sanggup lenyap dalam sekejap. Sebelum mendekatinya, kami berhenti sejenak untuk mengaguminya dari kejauhan dan membiarkan salah satu "fotografer resmi" setempat mengambil foto individu dan kelompok kami yang kemudian menagihnya setara dengan £ 1 per foto.
Beberapa foto yang kami ambil dalam peluang itu yakni suvenir yang sangat menakjubkan dan sangat berharga. Menurut aku, ini yakni pengalaman yang benar-benar menakjubkan dan membuka mata yang pernah saya alami dalam hidup aku.
Baca Juga:

Nah bagaimana, sudah cukup lengkap bukan pola recount teks dan terjemahannya yang disajikan oleh www.englishiana.com ? Semoga artikel-artikel di atas sanggup bermanfaa bagi pembaca tiruana dimanapun berada, dan yang terpenting sanggup mempergampang Anda tiruana dalam belajat bahasa Inggris.
LihatTutupKomentar