Hai Guru Bahasa Inggris, Jangan Terburu-Buru!

Teknik simpel mencar ilmu bahasa Inggris - Ketika artikel ini ditulis, saya sedang berada di sebuah desa untuk praktik mengajar bahasa Inggris selama 2 bulan. Tepat di hari kedua saya mengajar, ternyata ada kejanggalan besar dalam sebuah sistem pendidikan kita. Pelajaran bahasa Inggris yang saya ajarkan di dalam kelas VIII Sekolah Menengah Pertama ternyata sangat tidak sesuai dengan kualitas kemampuan siswa.

Sekedar contoh, bahan pertama yang saya ajarkan di Sekolah Menengah Pertama yaitu Asking for Help atau meminta menolongan. Metode pertama yang dipakai untuk mengajar Asking for Help yaitu Audio Lingual Method.

Saya mempersembahkan sebuah obrolan sederhana ibarat yang dicontohkan oleh dosen saat kuliah metode pembelajaran beberapa bulan yang lalu. Melalui obrolan sederhana tersebut, diketahui masih banyak anak yang belum bisa berbicara dengan baik. Beberapa anak bahkan harus dibimbing dengan begitu teliti supaya ia bisa mengucapkan kata dengan benar. Padahal, obrolan yang ada begitu sederhana!

Kemudian, satu hal yang mengecewakan lagi yaitu mereka sudah harus membuat obrolan terkena Asking for Help secara individual.  Guys, ini yaitu sebuah kebodohan besar bukan?

Bagaimana mungkin bawah umur yang belum bisa mengucapkan kata sederhana, kemudian diharuskan untuk membuat kalimat pertanyaan yang melibatkan modal (will, can, could), subjek, dan predikat? Bisa ditebak hasilnya, pekerjaan mereka berbagai kesalahan dan mereka terbebani.

Kesimpulannya, ada semacam gap antara kemampuan siswa dengan tuntutan yang harus dipenuhi dalam kurikulum. Saya ingin bertanya, bagaimana jikalau Anda belum bisa mengendarai sepeda kemudian diharuskan untuk mengikuti balapan motor? Seperti sebuah misi yang tidak mungkin.

Sesuaikan dengan Kemampuan Siswa dan Jangan Memaksakan Materi 


Anda seorang guru bukan? Apakah mungkin guru akan mempersembahkan beban yang belum seharusnya dipikul kepada siswa? Tentu saja tidak.

Beberapa dari kita mungkin beralasan bahwa the show must go on, bahan harus tetap didiberikan, dan sasaran terselesaikannya bahan harus dicapai.

Kendati demikian, saya menyarankan bahwa lebih baik kita berserius pada membimbing siswa pada hal-hal yang paling dasar. Ketika siswa bisa mendapat fondasi yang baik, maka seluruh bahan yang ada di sekolah bisa dengan simpel mereka lahap. Sebagai contoh, sebelum kita mengajarkan siswa membuat kalimat pertanyaan, ajarkan lampau bagaimana membentuk kalimat yang begitu sederhana contohnya I go, He swims, She drives, dan They smile. Ketika mereka sudah mampu, barulah Anda bisa mengajarkan pembentukan kalimat yang lebih kompleks.

Ketahui kemampuan siswa Anda, kemudian sesuaikanlah. Anda dan kita tiruana yaitu guru yang berperan sebagai lokomotif, sedangkan siswa sebagai Gerbong. Jangan sibuk mengejar materi, sementara gerbong-gerbong Anda ternyata masih tertinggal jauh di belakang.

Salam




LihatTutupKomentar