Simak Ulasan Lengkap Mengenai Audio-Lingual Method Disini

 sebuah metode usang yang tetap powerful hingga dikala ini Simak ulasan lengkap terkena Audio-Lingual Method disini
Teknik praktis mencar ilmu bahasa Inggris - Guru bahasa Inggris harus kreatif, dan saya percaya hal itu. Sebagai seorang guru bahasa Asing, Anda harus membangun motivasi siswa untuk membuat mereka melaksanakan action. Sahabat saya yang juga seorang blogger sering menulis kata-kata “no action=no success”, dan tiruana itu benar adanya bukan? Jika dalahmpembelajaran bahasa Inggris, Anda mempersembahkan teori secara terus-menerus dan sedikit praktik kemudian bagaimana siswa bisa menguasai bahasa tersebut dengan baik? Kunci keberhasilan dalam sebuah bahasa ialah melebihkan praktik daripada berteori. 

Oke, para guru Indonesia, saya ingin mempersembahkan pemahaman bagi satu buah metode yang dinamakan dengan Audio-Lingual Method. Ditemukan pada tahun 1940an dan diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat. Metode ini ialah metode yang sudah cukup renta namun banyak guru yang masih menyukainya. Mereka mempercayai bahwa Audio-Lingual Method ialah metode yang besar lengan berkuasa dan mempunyai pengaruh positif yang sangat kuat bagi siswa.

4 Tujuan utama Audio-Lingual Method


Prinsip sebuah metode dibangun menurut tujuan yang ditegakkan pada awal waktu. Audio-Lingual Method mempunyai empat tujuan utama yang meliputi beberapa aspek pembelajaran sebuah bahasa Inggris sebagai bahasa Asing. Tujuannya adalah, 

  1. Peserta didik sanggup memahami bahasa aneh ketika berbicara dengan kecepatan normal dan peduli dengan hal-hal biasa yang terjadi di sekitar pembicaraannya.
  2. Pembelajar bahasa bisa berbicara dalam pengucapan yang diterima dan tata bahasa yang tepat.
  3. Pembelajar bahasa tidak mempunyai kesusahan dalam memahami materi cetak.
  4. Pembelajar bahasa bisa menulis dengan standar yang baik.


Nah, kalau para pembaca masih gundah dengan empat tujuan tersebut, saya akan diberikan sebuah catatan singkatnya. Secara singkat, Audio-Lingual Method membuat siswa sanggup mendengarkan dan memahami perkataan orang lain dalam situasi pembicaraan sehari-hari. Juga, seorang siswa bisa mengucapkan atau berkomunikasi memakai kata-kata dalam bahasa Inggris melalui grammar yang bisa diterima. Kemudian, seorang pembelajar atau siswa juga sanggup memahami suatu materi cetak atau buku dengan baik, dan bisa menulis dengan standar grammar yang oke. Nah, cukup mengerti bukan?

3 perkiraan utama dari Audio-Lingual Method


Tahap selanjutnya ialah pemahaman terkena perkiraan dasar. Asumsi ialah konsep atau cara berpikir, jadi melalui perkiraan ini, Anda akan mengetahui inti dari audio lingual method, bagaimana metode ini bekerja, dan elemen-elemen penting apa yang seharusnya Anda libatkan. Nah, yuk kita simak 3 perkiraan Audio-Lingual Method,

Bahasa ialah ucapan-ucapan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. melaluiataubersamaini adanya pernyataan tersebut, sanggup kita lihat bahwa metode ini lebih menekankan kepada apek berbicara. Memang benar, alasannya ialah sejatinya, Audio-Lingual Method mempunyai anggapan bahwa grammar, dan kosakata ialah sekumpulan teori yang sukses apabila diterapkan secarlangsung melalui berbicara. Jadi, siswa tidak akan menguasai grammar kalau spesialuntuk menghafal namun harus action. 

Listening dan speaking hadir lampau, kemudian diikuti oleh reading dan writing. Proses ini terinspirasi dari kehidupan masa kecil kita sendiri. Ketika kecil, Anda memperoleh bahasa melalui mendengarkan lampau bukan? Sampai dikala ini saya belum menemukan satupun bayi yang pribadi menulis, membaca atau berbicara tanpa mendengar terlebih lampau.

Kemudian, setelah mendengar ayah dan ibu kita berbicara, maka kita mulai berceloteh bertahap ibarat “mama, papa, kakak, dst”. Nah, aspek yang kedua ini dinamakan sebagai proses berbicara. Lalu aspek yang ketiga ialah memahami kata dengan membaca gres kemudian menulis. Masuk logika bukan?

Setiap pengguna bahasa diarahkan untuk berbicara dalam cara yang tidak sama-beda. Artinya, seorang siswa akan tidak akan dipaksa untuk menghafalkan suatu konsep dan bagimana menggunakannya secara berulang-ulang. Mereka akan diajarkan bagaimana memakai bahasa secara natural dan alami tentunya dengan konsep yang tidak sama-beda.

Teknik mengajar dengan Audio-Lingual Method


Nah, ini ialah bab yang ditunggu-tunggu bukan? Kita simak penjelasannya diberikut.

Awalnya, guru mempersembahkan motivasi terkena pembelajaran bahasa inggris. Anda bisa menceritakan, bercanda, atau sekedar berbicara hal yang membuat siswa menikmati suasana.

Selanjutnya, diberikanlah sebuah obrolan kecil dengan kalimat yang pendek-pendek. Tetapi, sebelum mempersembahkan obrolan tersebut, cobalah untuk mempersembahkan background knowledge terkena obrolan yang akan Anda sampaikan. Misalkan kalau Anda ingin mempersembahkan obrolan wacana perkenalan, maka sampaikanlah bahwa obrolan tersebut meliputi dua orang yang ingin berkenalan. Namun tidakboleh diberitahu arti terkena obrolan yang Anda diberikan ya. 

Anda sebagai seorang guru mempresentasikan sendiri obrolan tersebut. Jika saya ingin mempersembahkan gambaran, Anda bisa berperilaku ibarat “pak Raden” dalam serial Si Unyil. Berperilakulah kolam dalang yang mempresentasikan sebuah obrolan dengan gesture dan mimic wajah yang juga terlibat. Mengapa harus melibatkan mimic wajah dan gesture? Karena siswa Anda tidak mengetahui sama sekali arti kalimat yang Anda diberikan, dan mereka memerlukan klu untuk memahaminya.

Siswa mendengarkan percakapan singkat tersebut dengan baik, kemudian Anda membentuk dua buah grup besar di kelas untuk mempraktikkan obrolan tersebut. Misal, ketika Anda berbicara, “how are you?” Maka grup yang ada di KIRI Anda mengikuti dengan kata-kata “how are you?”. Kemudian kalau Anda melanjutkan obrolan dengan kata-kata “I am fine” maka grup yang ada di KANAN Anda mengikuti dengan kata-kata “I am fine”. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang dalam satu set obrolan hingga mereka sanggup mengucapkan dengan baik. Tidak harus benar, namun lezat didengar. 

Pengulangan yang Anda diberikan dilakukan selaras dengan pengurangan grup atau kelompok siswa. Pada tahap pertama, Anda memecah siswa menjadi dua kelompok besar bukan? Nah, pada tahap selanjutnya, Anda membaginya menjadi tiga, dan kemudian empat. Posisikan mereka sebagai pelaku obrolan secara bergantian. 

Perlu Anda ketahui bahwa selama proses ini, siswa tidak diperbolehkan untuk mencatat. Mereka spesialuntuk boleh menghafal dengan situasi kebingungan yan teramat sangat alasannya ialah tidak mengetahui arti kalimat-kalimat yang Anda diberikan. Mengapa demikian? Karena mereka sedang dilatih untuk berpikir bukan mendapatkan konsep. 

Pada akhirnya, Anda mempersembahkan arahan kepada kelompok siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan dua orang dan maju kedepan mempraktikkan obrolan tersebut. Biarkan mereka menghafal namun tidakboleh pernah biarkan mereka mencatat.

Beberapa bentuk drill untuk mengajar


Untuk menerapkan Audio-Lingual Method, Anda memerlukan drill yang dipakai dalam praktik mengajar. T ialah teacher dan S ialah student, diberikut dua drill yang akan saya diberikan kepada Anda,

Repetition drill


Drill paling praktis alasannya ialah tidak mengalami perubahan kalimat.

T   = I run in the morning
S1 = I run in the morning
T   = I run in the afternoon
S2 = I run in the afternoon
T   = I am playing football in the morning
S3 = I am playing football in the morning

Subtitution drill


Pembelajar atau siswa mengganti kata yang ada di dalam obrolan dan kata pengganti akan dikatakan oleh guru pada penyebutan selanjutnya.
T = Atika is beautiful
T = Smart
S1 = Atika is smart
T = In the room
S2 = Atika is in the room
T = Atika and her teaher
S2 = Atika and her teacher are in the class.

Masih ada banyak drill yang bisa Anda dapatkan untuk mengajar bahasa Inggris melalui Audio-Lingual Method. Anda bisa mendapatkan dengan praktis di situs lain, dan perlu Anda ketahui juga bahwa saya menulis terkena Audio-Lingual Method ini melalui sebuah sumber buku berjudul Teaching English As A Foreign Language. melaluiataubersamaini penulis berjulukan Ag. Bambang Setiyadi, seorang professor dalam pengajaran bahasa Inggris dan bekerja di Universitas Lampung. 
LihatTutupKomentar