Narrative Text Legenda Rawa Pening (Singkat + Arti)

Narrative Text Cerita legenda menempel disetiap tempat di Indonesia. Ada banyak manfaat dari membaca legenda. Selain mendapat pesan moral, tidak jarang, inovasi sejarah dimulai dari menelusuri legenda-legenda yang berkembang di masyarakat. Nah, pada peluang kali ini Belajar Bahasa Inggris akan menghadirkan salah satu referensi narrative text singkat beserta artinya wacana kisah legenda Rawa Pening. Semoga bermanfaa. Check this out!!!

 Cerita legenda menempel disetiap tempat di Indonesia Narrative Text Legenda Rawa Pening (Singkat + Arti)

The Legend of Rawa Pening

Once upon a time, in the valley between Mount Merbabu and Telomoyo there was a village called Ngasem. In the village there lived a couple of husband and wive called Ki Hajar and Nyai Selakanta. One day Nyai Selakanta was sad because their marriage had not been granted a child. Finally, Ki Hajar decided to meditate in the cave. He prayed to Gods to grant him a child.

After a long time, Nyai Selakanta finally became pregnant and gave birth to a child. It turned out that the child was a dragon who could talk. She named him, Baru Klinthing. Every day, Baru Klinthing grew bigger and stronger. He always asked to her mother about his father. One day, Nyai Selakanta told Baru Klinthing to meet his father, Ki Hajar, in the cave where he meditated. Baru Klinthing explained to Ki Hajar that he was his son. Ki Hajar suggested that if Baru Klinthing wanted to be human, he should meditate at Bukit Tugur.

BACA JUGA: Penjelasan & misal Narrative Text

As what his father commanded, Baru Klinthing went to Bukit Tugur and meditated. Years passed, yet he was still in a form of a dragon. One day, the people of Pathok Village saw Baru Klinthing and decided to caputre him. The villagers intended to cut him into pieces and cooked him as a feast meal. Apparently Baru Klinthing transformed into a human being. Baru Klinthing who felt hungry, went to the village to ask some food to the people of Pathok Village who were partying. But nobody paid attention. In return, Baru Klinthing stuck a stick to the ground and challenged the villagers to pull it out. None of the villagers could pull out the stick. With his supernatural powers, Baru Klinthing pulled out the stick. From the hole that was made by the stick, there it burst out the water which then drowned the entire village so that formed a lake named Rawa Pening.

Arti/Terjemahan:

Legenda Rawa Pening

Dahulu kala, di lembah antara Gunung Merbabu dan Telomoyo ada sebuah desa berjulukan Ngasem. Di desa tersebut tinggal pasangan suami dan istri berjulukan Ki Hajar dan Nyai Selakanta. Suatu hari Nyai Selakanta merasa duka sebab ijab kabul mereka belum didiberikan anak. Akhirnya, Ki Hajar memutuskan untuk bermeditasi di dalam gua. Dia berdoa kepada Tuhan untuk memdiberinya anak.

Sesudah sekian lama, Nyai Selakanta risikonya hamil dan melahirkan anak. Ternyata anak itu naga yang dapat bicara. Dia menamainya, Baru Klinthing. Setiap hari, Baru Klinthing tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Dia selalu bertanya kepada ibunya wacana ayahnya. Suatu hari, Nyai Selakanta menyuruh Baru Klinthing menemui ayahnya, Ki Hajar, di gua tempat ia bermeditasi. Baru Klinthing menunjukan kepada Ki Hajar bahwa ia ialah anaknya. Ki Hajar menyarankan semoga jikalau Klinthing ingin menjadi manusia, ia harus bermeditasi di Bukit Tugur.

Seperti yang ayahnya perintahkan, Baru Klinthing pergi ke Bukit Tugur dan bermeditasi. Tahun-tahun silam, namun ia masih dalam bentuk naga. Suatu hari, orang-orang Desa Pathok melihat Baru Klinthing dan memutuskan untuk menangkapnya. Penduduk desa bermaksud memotong-motongnya dan memasaknya sebagai santapan. Rupanya Baru Klinthing bermetamorfosis manusia. Baru Klinthing yang merasa lapar, pergi ke desa untuk meminta makanan kepada masyarakat Desa Pathok yang sedang berpesta. Tapi tidak ada yang memperhatikannya. Sebagai gantinya, Baru Klinthing menancapkan lidi ke tanah dan menantang penduduk desa untuk menarikdanuniknya keluar. Tak satu pun dari penduduk desa dapat menarikdanunik lidi tersebut. melaluiataubersamaini kekuatan supranaturalnya, Baru Klinthing mencabut lidi tersebut. Dari lubang yang dibentuk oleh lidi tersebut, di sana ia mengeluarkan air yang kemudian menenggelamkan seluruh desa sehingga membentuk danau berjulukan Rawa Pening.

Demikianlah misal Narrative Text wacana kisah legenda Rawa Pening, semoga dapat memperjelas apa yang kawan-kawan pahami wacana narrative text. Apabila ada kesalahan, mohon Koreksi dan masukan yang membangun untuk kemajuan bersama. Terima kasih...
LihatTutupKomentar